Hari ini gue akan menjelaskan tentang pesawat KC-900 buatan Brazil.
Setelah pesanan pasti empat dari delapan pesawat tempur kontra penyusup EMB-314 Super Tucano diserahkan kepada TNI AU, Embraer Brazil berniat menawarkan pesawat transport berat.
"Bisa menggantikan C-130 karena daya angkut maksimalnya hingga 20 ton sementara Hercules
cuma 12,5 ton saja. Pangsa pasarnya beda karena ini memiliki keunggulan
tersendiri," kata CEO Embraer Brazil, Luiz C Aguiar, di Pangkalan Udara
Utama TNI AU Abdurrahman Saleh, Malang, Senin siang.
Bersama Duta Besar Brazil untuk Indonesia, Paulo Alberto da Silveira Soares, dia menyerahterimakan empat Super Tucano
itu kepada Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, yang kemudian
menyerahkan lagi kepada Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Imam Sufaat.
Aguilar sengaja datang dalam upacara serahterima empat Super Tucano
yang beberapa waktu lalu menginjakkan ban-ban roda pendaratnya di Tanah
Air setelah meninggalkan Brazil dua pekan lalu. Indonesia adalah
pengguna pertama Super Tucano di Asia-Pasifik.
Dia
tidak mengungkap secara persis jenis dan tipe pesawat angkut militer
bermesin jet yang dikatakan itu. Akan tetapi, Embraer memiliki KC-900
yang difungsikan sebagai pesawat angkut berat dan tanker udara. Juga
C-390 dengan rancangan futuristik yang fuselage-nya menyerupai paus, ditenagai dua mesin jet.
Indonesia
telah memilih C-295 buatan Airbus Military sebagai pesawat angkut
ringannya, mendampingi CN-235. Bicara soal pesawat transport militer,
Embraer berhasil meyakinkan Angkatan Udara India untuk memilih EMB-145
sebagai pesawat peringatan dini dan pengatur pertempuran (AWACS).
Di
Indonesia, nama Embraer sebagai produsen pesawat terbang telah lebih
dulu ternama di bidang pesawat jet eksekutif dengan konfigurasi mewah,
di antaranya Phenom 100 dan Legacy 600.
Bagi Embraer, kata Aguilar, kenyataan Indonesia memilih Super Tucano
adalah sangat penting. "Ini memberi kesempatan bagi kita bersama
membangun kerja sama yang baru, yang saling menguntungkan," katanya. (*)
